Saat saya masih kanak-kanak saya masih ingat ketika saya bersama orang tua mengendarai sepeda motor Honda di awal dekade 80-an. Seingat saya kaca spion saat itu menggunakan kaca cermin cembung. Seperti halnya di mobil. Tapi nampaknya saat ini kebanyakan kaca spion menggunakan cermin datar bukan cembung.
Saya tidak tahu atas pertimbangan apa produsen motor memutuskan untuk menggunakan cermin datar daripada cermin cembung. Apakah karena lebih ekonomis sehingga dapat menekan harga jual mobil dan motor.
Saat menggunakan cermin datar saya menyadari -entah mungkin saya yang salah atau memang sudah seharusnya seperti ini- ada blind spot atau area di samping motor yang sangat dekat yang justru tidak tertangkap oleh cermin datar pada kaca spion. Jadi seringkali saat harus berbelok atau mengambil jalur baru saya -dan saya perhatikan pengendara motor lainnya juga- harus secepat kilat menoleh ke samping belakang untuk memastikan tak ada kendaraan di samping motor. Sebenarnya hal ini agak menyulitkan karena harus memastikan posisi kendaraan di depan juga tidak terlalu dekat sehingga bisa tertabrak saat menoleh ke belakang.
Seandainya menggunakan cermin cembung tentu gerakan menoleh ke belakang ini tidaklah terlalu perlu. Permukaan cembung tentu akan membuat situasi kondisi yang tertangkap di bidang cermin akan lebih luas. Tetapi menggunakan cermin cembung bukan berarti tanpa masalah. Cermin cembung membuat jarak yang sempit terlihat lebih besar. Sehingga jika kita kurang perhitungan tentu juga bisa terjadi terserempet kendaraan lain karena kita mengira jarak antara motor dengan kendaraan lain masih jauh.
Berbicara soal cermin cembung tentu terkait dengan pembiasan. Saya juga agak heran dengan begitu populernya televisi layar datar dan tipis. Saya bukan anti dengan yang televisi gemuk. Saya juga tidak mengerti mengapa televisi plasma atau LCD didesain dengan bentuk yang populer dengan sebutan wide. Apa karena langsing maka untuk menyeimbangkan bentuknya harus dibuat melebar ke samping? Atau ada pengaruh langsung dari penempatan LED di layar televisi yang membuat desainnya harus lebar.
Kalau saya pribadi lebih menyukai proporsi tinggi dan lebar dari televisi yang gemuk tempo dulu.
Bukan apa-apa, televisi layar lebar menurut saya membuat tampilan gambar jadi distorsi. Orang terlihat lebih lebar, lebih gemuk, juga lebih pendek. Bangunan terlihat lebih lebar dan lebih pendek. Entah mungkin semakin kini, bisa jadi mungkin hal itu teratasi. Tapi rasanya saya belum melihat perkembangan berarti mengatasi distorsi proporsi tampilan gambar itu.
Padahal efek sampingnya juga ada lho. Meski lebih banyak terpapar pada mereka yang sering tampil di layar televisi. Kamera membuat penampilan seseorang terlihat 5kg lebih berisi. Sementara televisi layar lebar membuat penampilan seseorang terlihat 10kg lebih lebar dan berisi. Ditotal jadi 15 kg. Tak heran jika banyak bintang merasa dirinya gemuk dan terjerat dalam kelainan seperti bullimia dan anorexia. Mungkin mereka melihat proyeksi diri mereka di televisi layar datar nan lebar terlihat jauh lebih gemuk sehingga membuat mereka menjadi paranoid.
No comments:
Post a Comment